Buku Calistung SD
Bagaimana cara mengajari anak membaca menulis dan berhitung? Belajar membaca, menulis, dan berhitung atau disingkat dengan calistung, merupakan tiga kemampuan yang harus dimiliki anak baik yang menempuh pendidikan formal maupun tidak di TK dan SD (atau yang sederajat).
Terjadi perbedaan pendapat, apakah boleh atau tidak mengajarkan calistung kepada anak usia di bawah 7 tahun (anak TK) karena kemampuan calistung ini memang tidak boleh dipaksakan kepada anak dan seharusnya diajarkan pada anak usia 7 tahun ke atas (anak SD).
Belajar calistung pada anak usia di bawah 7 tahun sifatnya tidak memaksa dan sesuai dengan perkembangan anak. Begitu juga anak di usia 7 tahun ke atas. Tiga kemampuan tersebut tetap diajarkan tetapi tidak memaksakan anak harus mampu dengan cepat.
Selain itu, mengajarkannya kepada anak harus dengan pendekatan yang kontekstual dan menyenangkan misalnya berlajar sambil bermain, belajar disertai gambar, dll. yang bisa menumbuhkan minat dan mengembangkan bakat yang mereka miliki.
Kami tidak menganjurkan untuk Anda mengajarkan anak calistung dengan nyanyian atau menggunakan gambar-gambar yang menyerupai makhluk bernyawa karena kedua metode ini tidak baik bagi anak-anak khususnya untuk anak muslim.
Buku-buku calistung saat ini banyak menggunakan gambar-gambar berupa binatang dan manusia dimana dalam islam hukum gambar makhluk bernyawa berupa hewan atau manusia adalah terlarang, kecuali gambar-gambar tersebut dibuat tidak menyertakan kepalanya, cukup badannya saja.
Adapun beberapa dalil dalam masalah ini adalah sebagai berikut.
“barangsiapa yang di dunia pernah menggambar gambar (bernyawa), ia akan dituntut untuk meniupkan ruh pada gambar tersebut di hari kiamat, dan ia tidak akan bisa melakukannya” (HR. Bukhari dan Muslim).
“orang yang menggambar gambar-gambar ini (gambar makhluk bernyawa), akan diadzab di hari kiamat, dan akan dikatakan kepada mereka: ‘hidupkanlah apa yang kalian buat ini’” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dan hadits Abu Hurairah radhiallahu’anhu, beliau berkata: aku mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
قال اللهُ عزَّ وجلَّ : ومن أظلم ممن ذهبَ يخلقُ كخَلْقي ، فلْيَخْلُقوا ذرَّةً ، أو : لِيخْلُقوا حبَّةً ، أو شعيرةً
“Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: ‘siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mencipta seperti ciptaan-Ku?’. Maka buatlah gambar biji, atau bibit tanaman atau gandum” (HR. Bukhari dan Muslim).
Nah, karena pentingnya mengajarkan anak calistung maka admin merekomendasikan buku-yang tidak hanya mengajarkan anak belajar calistung, tetapi juga pendidikan dasar agama islam berupa aqidah dan akhlak sesuai dengan al qur'an dan hadits sesuai dengan pemahaman para sahabat.
Buku Calistung Supaya Bisa dan Pandai
Berikut ini adalah Buku Calisting SD yang telah tersedia di blog Ayo Calistung, bagi Anda yang berminat, silahkan klik link yang diberikan untuk melakukan pemesanan.
Buku Belajar Membaca Anak SD
Buku belajar membaca anak SD tersebut diberi judul "Ayo Baca Supaya Bisa dan Pandai" adalah sebuah buku yang ditulis untuk mengajarkan anak SD belajar membaca tanpa dieja dengan metode ringkas, cepat, dan praktis. Selain itu, berisi panduan bagi orang tua dan pengajaran dasar agama islam berupa aqidah dan akhlak yang sesuai dengan Alqur'an dan hadits.
Buku Belajar Berhitung Anak SD
Buku belajar berhitung anak SD tersebut juga diberi judul "Ayo Hitung Supaya Bisa dan Pandai" adalah sebuah buku yang ditulis untuk mengajarkan anak SD belajar berhitung tanpa bahasa utang piutang tetapi dengan bahasa "memberi lebih baik daripada menerima apalagi meminta" dalam operasi secara menuru dan juga dengan pembahasan yang ringkas, cepat, dan praktis.
Selain itu, buku ini disusun sesuai dengan perkembangan anak dalam belajar berhitung sejak dini yang harus menguasai empat kemampuan dasar yakni:
Empat kemampuan di atas harus dimiliki oleh setiap anak yang ingin belajar berhitung lebih lanjut pada angka puluhan, ratusan, dan ribuan dan operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian baik secara lisan maupun tulisan.
Anak dalam belajar berhitung juga harus memahami bilangan dan operasinya serta keterkaitan antar operasinya karena dalam matematika operasi penjumlahan merupakan operasi yang paling dasar sedangkan yang lainnya hanyalah pengikutan atau sebagai akibat adanya operasi penjumlahan.
Karena pentingnya mengajarkan operasi hitung dengan benar maka kami rekomendasikan untuk mengajarkannya kepada anak sesuai dengan perkembangan matematik seorang anak. Hal ini telah diterapkan pada buku "Ayo Hitung Supaya Bisa dan Pandai".
Kebanyakan buku lainnya, tidak terlalu memperdulikan pemahaman konsep berhitung secara matematikanya (sesuai definisi), asalkan anak sudah mampu menjumlahkan, mengurangkan, mengalikan, dan membagi maka dianggap telah selesai padahal tidak seperti itu sehingga tidak heran banyak bermunculan buku trik-trik berhitung cepat.
Padahal, kemampuan berhitung itu tidak hanya sekedar mampu melakukannya dengan cepat, tetapi apakah ia mampu memahami bagaimana prosedur perhitungannya dilakukan.
Saat ini kemampuan rata-rata anak di Indonesia dalam bermatematika tergolong rendah. Seorang pakar matematika di Indonesia menilai bahwa terjadinya darurat matematika itu disebabkan oleh metode belajar matematika yang tidak disertakan dengan pemahaman konsep yang benar tetapi asal bisa menghafal prosedurnya saja dan juga keinginan banyak orang tua agar anak bisa berhitung sejak dini.
Padahal, anak bisa berhitung sejak dini atau anaknya lebih cepat berhitung dibanding anak lainnya bukanlah tolok ukur bahwa anak tadi akan pintar bermatematika ke depannya karena kemampuan bermatematika itu diantaranya adalah kemampuan bernalar, sedangkan orang yang menghafal saja tidak akan mampu melakukan penalaran matematika dengan baik.
Jum'at, 13 - 09 - 2019
Disalin dari Artikel Ayo Calistung.
Terjadi perbedaan pendapat, apakah boleh atau tidak mengajarkan calistung kepada anak usia di bawah 7 tahun (anak TK) karena kemampuan calistung ini memang tidak boleh dipaksakan kepada anak dan seharusnya diajarkan pada anak usia 7 tahun ke atas (anak SD).
Belajar calistung pada anak usia di bawah 7 tahun sifatnya tidak memaksa dan sesuai dengan perkembangan anak. Begitu juga anak di usia 7 tahun ke atas. Tiga kemampuan tersebut tetap diajarkan tetapi tidak memaksakan anak harus mampu dengan cepat.
Selain itu, mengajarkannya kepada anak harus dengan pendekatan yang kontekstual dan menyenangkan misalnya berlajar sambil bermain, belajar disertai gambar, dll. yang bisa menumbuhkan minat dan mengembangkan bakat yang mereka miliki.
Kami tidak menganjurkan untuk Anda mengajarkan anak calistung dengan nyanyian atau menggunakan gambar-gambar yang menyerupai makhluk bernyawa karena kedua metode ini tidak baik bagi anak-anak khususnya untuk anak muslim.
Buku-buku calistung saat ini banyak menggunakan gambar-gambar berupa binatang dan manusia dimana dalam islam hukum gambar makhluk bernyawa berupa hewan atau manusia adalah terlarang, kecuali gambar-gambar tersebut dibuat tidak menyertakan kepalanya, cukup badannya saja.
Adapun beberapa dalil dalam masalah ini adalah sebagai berikut.
“barangsiapa yang di dunia pernah menggambar gambar (bernyawa), ia akan dituntut untuk meniupkan ruh pada gambar tersebut di hari kiamat, dan ia tidak akan bisa melakukannya” (HR. Bukhari dan Muslim).
“orang yang menggambar gambar-gambar ini (gambar makhluk bernyawa), akan diadzab di hari kiamat, dan akan dikatakan kepada mereka: ‘hidupkanlah apa yang kalian buat ini’” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dan hadits Abu Hurairah radhiallahu’anhu, beliau berkata: aku mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
قال اللهُ عزَّ وجلَّ : ومن أظلم ممن ذهبَ يخلقُ كخَلْقي ، فلْيَخْلُقوا ذرَّةً ، أو : لِيخْلُقوا حبَّةً ، أو شعيرةً
“Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: ‘siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mencipta seperti ciptaan-Ku?’. Maka buatlah gambar biji, atau bibit tanaman atau gandum” (HR. Bukhari dan Muslim).
Nah, karena pentingnya mengajarkan anak calistung maka admin merekomendasikan buku-yang tidak hanya mengajarkan anak belajar calistung, tetapi juga pendidikan dasar agama islam berupa aqidah dan akhlak sesuai dengan al qur'an dan hadits sesuai dengan pemahaman para sahabat.
Buku Calistung Supaya Bisa dan Pandai
CALISTUNG SUBIPA |
Buku Belajar Membaca Anak SD
Buku belajar membaca anak SD tersebut diberi judul "Ayo Baca Supaya Bisa dan Pandai" adalah sebuah buku yang ditulis untuk mengajarkan anak SD belajar membaca tanpa dieja dengan metode ringkas, cepat, dan praktis. Selain itu, berisi panduan bagi orang tua dan pengajaran dasar agama islam berupa aqidah dan akhlak yang sesuai dengan Alqur'an dan hadits.
Buku Belajar Berhitung Anak SD
Buku belajar berhitung anak SD tersebut juga diberi judul "Ayo Hitung Supaya Bisa dan Pandai" adalah sebuah buku yang ditulis untuk mengajarkan anak SD belajar berhitung tanpa bahasa utang piutang tetapi dengan bahasa "memberi lebih baik daripada menerima apalagi meminta" dalam operasi secara menuru dan juga dengan pembahasan yang ringkas, cepat, dan praktis.
Selain itu, buku ini disusun sesuai dengan perkembangan anak dalam belajar berhitung sejak dini yang harus menguasai empat kemampuan dasar yakni:
- Mampu berhitung secara urut dari 1 sampai 10.
- Mampu menyatakan banyak benda di antara 1 sampai 10.
- Mampu membandingkan antar bilangan di antara 1 dan 10
- Mampu melakukan penjumlahan angka satuan.
Empat kemampuan di atas harus dimiliki oleh setiap anak yang ingin belajar berhitung lebih lanjut pada angka puluhan, ratusan, dan ribuan dan operasi penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian baik secara lisan maupun tulisan.
Anak dalam belajar berhitung juga harus memahami bilangan dan operasinya serta keterkaitan antar operasinya karena dalam matematika operasi penjumlahan merupakan operasi yang paling dasar sedangkan yang lainnya hanyalah pengikutan atau sebagai akibat adanya operasi penjumlahan.
Karena pentingnya mengajarkan operasi hitung dengan benar maka kami rekomendasikan untuk mengajarkannya kepada anak sesuai dengan perkembangan matematik seorang anak. Hal ini telah diterapkan pada buku "Ayo Hitung Supaya Bisa dan Pandai".
Kebanyakan buku lainnya, tidak terlalu memperdulikan pemahaman konsep berhitung secara matematikanya (sesuai definisi), asalkan anak sudah mampu menjumlahkan, mengurangkan, mengalikan, dan membagi maka dianggap telah selesai padahal tidak seperti itu sehingga tidak heran banyak bermunculan buku trik-trik berhitung cepat.
Padahal, kemampuan berhitung itu tidak hanya sekedar mampu melakukannya dengan cepat, tetapi apakah ia mampu memahami bagaimana prosedur perhitungannya dilakukan.
Saat ini kemampuan rata-rata anak di Indonesia dalam bermatematika tergolong rendah. Seorang pakar matematika di Indonesia menilai bahwa terjadinya darurat matematika itu disebabkan oleh metode belajar matematika yang tidak disertakan dengan pemahaman konsep yang benar tetapi asal bisa menghafal prosedurnya saja dan juga keinginan banyak orang tua agar anak bisa berhitung sejak dini.
Padahal, anak bisa berhitung sejak dini atau anaknya lebih cepat berhitung dibanding anak lainnya bukanlah tolok ukur bahwa anak tadi akan pintar bermatematika ke depannya karena kemampuan bermatematika itu diantaranya adalah kemampuan bernalar, sedangkan orang yang menghafal saja tidak akan mampu melakukan penalaran matematika dengan baik.
Jum'at, 13 - 09 - 2019
Disalin dari Artikel Ayo Calistung.